Chisa & Galih’s Story
“Kita bersama selamanya, ya!”
Hari itu, terjadi konflik antara keluarga Chisa dan
keluarga Galih yang banyak diliput media massa. Keluarga Chisa−perusahaan
yang bergerak dibidang fashion-memutuskan
kontrak kerja sama yang sudah dibangun hampir 7 tahun dengan keluarga
Galih-perusahaan yang bergerak dibidang tekstil. Walaupun hubungan antar dua
perusahaan tersebut retak, bukan berarti hubungan Chisa dan Galih pun ikut
retak. Berbanding terbalik dengan kenyataan yang terjadi, justru kedua bocah 4
tahun itu tetap rukun dan akrab satu sama lain. Mereka sama sekali tidak
mengerti permasalahan yang sedang menimpa keluarga mereka saat itu.
Suatu hari, Chisa terpaksa pindah rumah-keluarga Chisa
tinggal satu komplek dengan keluarga Galih di daerah Menteng. Keluarga Chisa
pindah ke rumah keluarga yang lain di daerah Lembang, Jawa Barat untuk
menenangkan hati yang kesal karena masalah yang dihadapi. Karena berakhirnya
kerja sama dengan perusahaan Galih, keluarga Chisa berusaha mencari partner kerja yang lain. Hari ketika
Chisa dan Galih berpisah mungkin menjadi hari yang tidak akan pernah mereka
lupakan.
Beberapa tahun kemudian, keluarga Chisa kembali ke
Jakarta. Setelah kondisi perusahaannya berjalan dengan normal kembali, keluarga
tersebut tinggal di daerah Menteng. Chisa yang menghabiskan waktu sekolahnya di
Lembang harus pindah ke Jakarta mulai tahun ajaran kedua di SMA. Sebelumnya
Chisa terdaftar sebagai siswi di salah satu SMA negeri di Lembang. Di Jakarta,
Chisa menjadi murid pindahan di salah satu SMA swasta yang berada di daerah Blok
M. Chisa bersekolah di SMA Pusaka Satu. Saat itu lah dirinya bertemu kembali
dengan Galih.
Chisa, kini telah tumbuh menjadi gadis yang teguh, ramah,
dan berkemauan keras sedangkan Galih, tumbuh menjadi laki-laki yang selalu
menganggap enteng semua hal. Ia tidak benar-benar serius dengan setiap hal yang
dilakukan. Namun, sikap buruk Galih perlahan berubah. Galih mulai menyadari
tabiat buruknya itu dan berusaha untuk serius dengan hidupnya. Mencari penyebab
putusnya hubungan keluarga Chisa dan keluarganya adalah hal pertama yang
dilakukan Galih dengan sungguh-sungguh. Chisa dan Galih tidak bisa membiarkan
hubungan kedua keluarga terus buruk. Mereka terus menyelidiki hal itu dengan
bantuan teman-temannya.
Sifat Chisa yang setia kawan membuatnya dapat memiliki
beberapa teman di sekolah baru. Wina, gadis pintar yang kalem namun, terkadang
melihat orang lain dari penampilan luar saja. Erika, gadis cantik yang
bercita-cita menjadi aktris terkenal namun, egois dan tidak disukai teman-teman
perempuan di sekolah. Nino, laki-laki berpenampilan menarik, anak orang kaya,
dan murid terpintar seangkatan namun, tidak memiliki minat terhadap cinta.
Chisa (16), gadis pintar yang
berjuang mewujudkan cita-citanya menjadi pengacara untuk menegakkan keadilan.
Ia gadis biasa yang tumbuh dari keluarga pemilik perusahaan fashion terkenal. Namun, bukan berarti
ia jadi begitu tertarik dengan fashion. Sewaktu
kecil, ia mempunyai teman akrab yang bernama Galih tapi karena konflik yang
terjadi antara perusahaan keluarganya dengan perusahaan keluarga Galih
menyebabkan putusnya hubungan mereka. Chisa dan keluarga memutuskan pindah ke
Lembang hingga akhirnya kembali ke Jakarta dan menjadi siswi pindahan di SMA
Pusaka Satu. Sampai akhirnya, takdir menyatukan dirinya dengan teman masa
kecilnya. Chisa dan Galih sepakat untuk bekerja sama menyatukan kembali
hubungan dua keluarga yang sempat renggang. Tak hanya itu, Chisa juga memprioritaskan
masa depannya sebagai pengacara handal kelak.
Galih (16), merupakan teman
akrab Chisa sewaktu kecil. Ia tidak pernah serius dalam setiap hal yang ia
lakukan. Hal tersebut dikarenakan ia hidup dan besar di keluarga yang serba
berkecukupan-keluarga pemilik perusahaan tektil besar. Orang tuanya pun
khawatir terhadap dirinya sebagai seorang putra pertama yang berhak
menggantikan posisi ayahnya sebagai pemilik perusahaan. Galih pun sebenarnya
tidak terlalu menginginkan posisi tersebut malah menyuruh adiknya yang kelak
mengisi posisi tersebut. Tapi, setelah bertemu Chisa, perlahan Galih berubah.
Galih pun berusaha mencari penyebab retaknya hubungan keluarganya dengan
keluarga Chisa. Ia menjadi serius dan mulai memikirkan kembali posisinya
sebagai calon pewaris perusahaan keluarganya. Namun, hambatan membuat jalan
Galih tidak semulus yang diduga karena ia harus berhadapan dengan orang-orang
yang telah lama mengincar posisi teratas perusahaan keluarganya tersebut.
Erika (16), gadis cantik yang
membuat siapa pun menoleh padanya. Ia adalah teman Galih sejak SMP dan
bersekolah di tempat yang sama. Dengan modal wajah cantik dan selera berpakaian
yang modis, ia bercita-cita menjadi aktris terkenal. Jika laki-laki lain
teralihkan dunianya bila bertemu dengan Erika, lain halnya dengan Galih. Galih
tidak benar-benar terbius akan kecantikan Erika. Itulah yang membuat Erika
kesal sekaligus penasaran dengan Galih saat pertama kali bertemu. Ia berusaha
dengan segala cara agar selalu dekat dengan Galih. Entah itu karena rasa suka
atau rasa penasaran belaka. Wataknya yang agak egois menyebabkan dirinya tidak
benar-benar disukai murid-murid perempuan di sekolah. Hanya sedikit teman
perempuan disekelilingnya, itu pun karena sama-sama cantik dan percaya diri
seperti dirinya. Bertemu dengan Chisa benar-benar mengubah dirinya. Pelahan, image-nya sebagai perempuan yang
“pilih-pilih teman” hilang.
Wina (16), gadis yang terlihat
lembut dan kalem ini adalah teman pertama Chisa di SMA Pusaka Satu. Karena
bercita-cita menjadi pengacara, Wina dan Chisa menjadi akrab satu sama lain.
Wina merupaka salah satu siswi berprestasi di sekolah. Kepribadiannya yang
kalem membuatnya terlihat pendiam. Awalnya, ia tidak suka dengan Erika yang
menurutnya sok dan terlalu membangga-banggakan parasnya yang cantik. Walaupun
sekelas, ia tidak benar-benar akrab dengan Erika. Karena Wina menganggap, Erika
memiliki dinding yang membuat siapa pun tidak bisa sembarang mendekatinya.
Karena itulah, Wina tidak menyukai Erika dan berpura-pura ramah di depannya. Sampai
akhirnya, ia berteman dengan Chisa dan menjadi dekat. Berteman dengan Chisa,
membuat Wina menyadari satu hal. Ia sadar bukan hal yang baik bila melihat
orang hanya mengandalkan penampilan luarnya saja. Hingga akhirnya tanpa diduga
dirinya berteman dengan Erika dan menjadi teman curhatnya. Chisa mengajari Wina
banyak hal.
Nino (16), berbeda dengan Galih
yang terlihat santai justru Nino merupakan tipe laki-laki yang serius dan kaku.
Ia menjalankan rutinitasnya dengan membaca berbagai buku. Wajar, ia adalah
murid terbaik seangkatan. Namun, perbedaannya dengan Galih justru membuat
dirinya berteman baik dengannya. Tak ada satu pun orang yang benar-benar sabar
menghadapi ketidakseriusan Galih dalam segala hal. Hanya Nino yang mampu
memarahi Galih disaat bocah itu sudah keterlaluan dalam bertindak. Nino sangat
memahami Galih, begitu pun sebaliknya. Ia tergolong laki-laki yang punya banyak
kelebihan. Berpenampilan menarik, berasal dari keluarga mapan, dan pintar.
Namun, ia tidak tertarik dengan hal percintaan yang dianggapnya membosankan. Ia
juga menutup rapat hatinya karena tidak ingin dirinya dimanfaatkan oleh
perempuan yang hanya melihat penampilan luarnya dan mengincar harta
keluarganya. Anggapan fatal Nino tersebut diubah oleh Chisa. Chisa mengajarkan
hal yang seharusnya tidak boleh dihilangkan dari seorang manusia, yaitu cinta.
Perlahan, Nino mulai membuka hatinya. Walaupun begitu, Nino belum benar-benar
melakukannya namun, hatinya mulai terpaut pada sifat Chisa yang belum pernah ia
temukan di wanita mana pun.
Beberapa poster yang kira-kira cocok dengan cerita ini:
Poster 1
Poster 2
Poster 5
dan yang terakhir ini bukan poster, sebenarnya saya iseng buat salah satu adegan saja hahaha
Just Info: Semua gambar yang saya share adalah ASLI hasil karya sendiri. Jadi, mohon dimaklumi kalo tidak bagus maklum masih amatir hehe
________________________________________
Ini cerita kedua yang saya post di sini hehe. Ini baru cerita secara garis besar saja, saya belum mengembangkan ceritanya sampai detail. Saya masih memikirkan penyebab keluarga Chisa dan keluarga Galih retak. Sebenarnya baru rencana aja, maunya karena ada pihak tertentu yang iri melihat kesuksesan kerja sama perusahaan keluarga tersebut. Ada lagi hal yang saya pikirkan, yaitu hubungan antara Chisa dan Galih. Kira-kira mereka perlu saling jatuh cinta atau tidak ya? hahaha. Soal Nino yang menyukai Chisa itu sudah pasti. Lalu bagaimana dengan Wina dan Erika? Erika awalnya tertarik pada Galih karena laki-laki itu tidak melirik Erika sama sekali. Wina? hmmm. Yang pasti mereka berlima pada akhirnya saling akrab satu sama lain.