Eeemm tiba-tiba ada sebuah ide cerita muncul di kepala gue ini. Karena gue suka menggambar, jadi gue perlu berpikir keras untuk membuat sebuah cerita yang nantinya gue aplikasikan menjadi kayak komik haha ternyata bikin komik itu susah ya padahal gue buatnya ngasal aja
Surat untuk Mira
A Little Thing About You..
Mira adalah seorang gadis kelas 2 SMA yang penuh semangat, sederhana, dan biasa saja. Tapi, ia cukup populer di kalangan teman seangkatan karena prestasinya yang selalu meraih peringkat 1. Selain karena prestasinya, sifatnya yang mudah akrab menjadikan ia dikenal banyak orang. Hal tersebut menjadi kelebihan Mira walaupun dirinya bukan termasuk anak yang cantik. Suatu hari, tanpa sengaja ia bertemu dengan Dimas, cowok keren di sekolah. Tanpa sengaja mereka bertemu di lorong sekolah yang sepi karena pada saat itu sudah masuk jam pulang sekolah. Mira yang melihat Dimas duduk sambil menahan sakit membuatnya terpaksa menyapa cowok tersebut. Dimas adalah cowok keren di sekolah yang cukup dikenal di kalangan anak perempuan. Tapi, ada gosip miring yang menyertainya selama ini. Entah kenapa, Dimas selalu berbicara dengan anak laki-laki saja dan ia mengambil jarak dengan anak perempuan. Hanya sesekali terlihat ia berbicara itu pun hanya seperlunya saja. Jarang melihat ia berkomunikasi dengan anak perempuan bahkan yang ada di kelasnya!!! Padahal banyak anak perempuan yang ingin berbicara dan mengobrol akrab dengannya bahkan ingin PDKT! Gara-gara hal itu, beredar gosip penyuka sesama jenis yang diterima Dimas!!! Karena hal itu pula, Mira sempat enggan untuk menyapa Dimas namun, karena terlihat pucat akhirnya dengan berani Mira menyapa Dimas. Saat memberanikan diri menyapanya, hanya tatapan tanpa ekspresi yang diberikan Dimas kepada Mira yang kemudian berlalu begitu saja. Mira yang kaget dengan tatapan dingin tersebut hanya diam dan kemudian rasa kesal muncul dihatinya. Dan ia berpikir mungkin gosip mengenai cowok tersebut adalah benar!
Pertemuan pertama Mira yang buruk itu membuatnya bete setiap kali memikirkan kembali kejadian tersebut. Cowok keren di sekolah memberikan ekspresi dingin terhadapnya. Namun, Mira menyadari bahwa rasa kesal yang ada dirinya adalah hal yang buruk jadi, ia berusaha melupakan kejadian tersebut dan menganggap hal yang menimpanya tidak pernah terjadi.
Suatu hari, ada murid pindahan yang masuk di kelas Mira. Namanya adalah Radit, murid pindahan dari Bandung. Radit langsung jadi bahan perbincangan anak perempuan di sekolah karena wajahnya yang manis. Radit pun dengan cepat menjadi akrab dengan teman sekelasnya termasuk dengan Mira. Mira yang pintar sering membantu Radit saat ia kesulitan dengan pelajaran. Begitulah, keduanya pun menjadi akrab karena sering belajar bersama. Pamor Radit terus menanjak semenjak dirinya mendapat peringkat 3 besar di semester ini. Karena keakraban Radit dan Mira banyak yang menduga jika mereka berpacaran namun, Mira mengelak hal tersebut. Tapi, yang anehnya Radit tidak berkomentar tentang gosip mengenai dirinya dan Mira. Suatu hari saat sedang belajar bersama, Radit mengatakan sesuatu yang membuat Mira kaget. Radit mengatakan bahwa dirinya merasa nyaman saat bersama Mira dan ingin hal ini terus berlanjut. Mira yang polos tidak mengerti maksud dari ucapan Radit yang memiliki arti bahwa dirinya menyukai Mira dan ingin terus bersamanya. Mira juga mengatakan hal yang sama bahwa ia juga senang saat bersama Radit sebagai teman. Radit yang mengerti maksud Mira hanya tersenyum karena ternyata perasaan yang sebenarnya tidak tersampaikan.
Suatu hari karena suatu alasan tertentu, Mira dan Dimas menjadi lebih dekat satu sama lain. Karena mereka mulai dekat, Mira mengambil kesimpulan bahwa sebenarnya Dimas bukanlah penyuka sesama jenis seperti yang selama ini beredar gosip mengenainya. Dimas bahkan pernah berpacaran sebelumnya begitu yang ia katakan kepada Mira. Mira pun kaget dengan sikap santai yang ditujukan oleh Dimas tentang gosip yang beredar mengenai dirinya. Dimas pun tidak memberitahukan alasan kenapa dirinya enggan mengobrol dengan anak perempuan. Namun, kali ini ia takluk terhadap Mira yang sederhana. Kesederhanaannya memikat hati Dimas. Dan Mira adalah satu-satunya cewek yang membuat Dimas mau berbicara dengan perempuan lagi. Kedekatan Dimas dan Mira membuat geger satu sekolah. Banyak yang terkejut dengan Dimas yang tiba-tiba dapat mengobrol dengan perempuan. Dan perempuan itu adalah Mira, si cewek peringkat 1!!!
Karena kedekatannya dengan Dimas, Mira pun merasakan kenyamanan saat bersama dengannya. Rasa yang sebelumnya belum pernah ia rasakan karena Mira belum pernah berpacaran. Dan ternyata Dimas adalah cowok biasa layaknya cowok lainnya. Gosip miring mengenai Dimas lambat laun mulai hilang seiring dengan kedekatan Mira dengan Dimas. Akhirnya suatu hari, Mira mengatakan bahwa dirinya tertarik dengan Dimas. Namun, Dimas menolak rasa suka Mira tanpa alasan walaupun sebenarnya di hatinya yang paling dalam Dimas menyukai Mira. Mira yang sedih membuat Radit berusaha menghiburnya. Radit yang menyukai Mira hanya bisa memendam perasaannya lantaran orang yang Mira suka adalah Dimas. Radit hanya bisa melindunginya dan membantunya bangkit disaat wanita yang disukainya itu sedang terpuruk. Radit pun menemui Dimas dan menyuruhnya untuk meminta maaf kepada Mira. Karena penolakan cinta tersebut, hubungan Mira dan Dimas merenggang yang menjadi perbincangan satu sekolah.
Suatu ketika Mira dan Dimas dihadapkan pada kenyataan bahwa sebenarnya mereka saling menyukai satu sama lain. Mira yang ditolak cintanya berusaha untuk mengubur dalam-dalam rasa sukanya namun, rasa sukanya pada Dimas sangat besar hingga ia tidak bisa benar-benar mengubur perasaannya. Begitu pula Dimas yang menolak cinta Mira padahal sebenarnya ia pun menyukai Mira. Karena ikatan yang kuat diantara keduanya, mereka memutuskan untuk menjalin kasih layaknya sepasang kekasih.
Berita hubungan Mira dan Dimas segera menghebohkan teman-teman seangkatan. Bagaimana tidak? Dimas yang selama ini hanya berbicara dengan teman lelakinya kini menjalin hubungan asmara dengan Mira si cewek peringkat 1!!! Radit yang mengetahui hal tersebut hanya bisa pasrah dan akan tetap menunggu Mira ketika suatu waktu ia mau dengannya. Radit sangat menyukai Mira dan menolak setiap cewek yang mendekatinya. Yang ia inginkan hanyalah Mira. Walaupun begitu, Radit tidak ingin mengganggu hubungan Mira dan Dimas karena ikatan yang terjalin diantara mereka begitu kuat.
Kebersamaan keduanya berjalan dengan baik hingga hampir menginjak satu tahun. Hubungan keduanya berjalan dengan mulus. Suatu hari, Dimas mengajak ke taman yang berada tepat di belakang sekolah yang sebelumnya belum pernah dilihat oleh Mira. Mira terkejut ternyata terdapat tempat seperti itu. Sebuah taman yang cukup luas, bersih, dan rapi. Di tempat ini Dimas dan Mira sepakat untuk bertemu lagi 10 tahun dari sekarang. Keduanya pun membawa benda yang nantinya ingin mereka berikan kelak. Dan keduanya mengubur benda tersebut didalam tanah dibawah sebuah pohon yang rindang. Sempat terpikirkan oleh Mira kenapa Dimas menyuruhnya melakukan hal ini. Dimas hanya menjawab singkat, " Aku hanya ingin kau mengetahui hal yang nantinya tidak bisa aku beritahu padamu saat ini ". Mira pun terdiam mendengar pernyataan dari Dimas namun, ia tidak bisa bertanya karena mereka sudah sama-sama berjanji untuk mengetahuinya nanti 10 tahun kemudian. " Aku sengaja memberikan waktu 10 tahun mulai dari hari ini karena waktu tersebut menurutku sangat ideal untuk melihat jadinya seperti apa kita nanti ".
Keesokan harinya, Dimas tidak masuk sekolah padahal ada Try Out Ujian Nasional. Mengetahui hal tersebut, Mira bingung karena Dimas sama sekali tidak memberitahukan hal tersebut kepada dirinya. Keesokan harinya pun Dimas tidak muncul juga. Hingga seminggu berlalu Try Out Ujian Nasional pun selesai dan Dimas tidak pernah masuk sekolah. Mira bertanya kepada teman sekelasnya namun, tidak ada yang mengetahui kemana Dimas. Hingga akhirnya Dimas tidak pernah muncul lagi di sekolah sampai hari kelulusan tiba. Mira menjadi galau dan merasa digantungkan hubungannya dengan Dimas. Asya, teman sebangkunya sekaligus orang yang sangat mengerti Mira menyuruhnya untuk meninggalkan Dimas dan melupakannya. Begitu juga Radit yang mengetahui hal yang menimpa Mira. Berharap agar Mira segera melupakan Dimas yang tiba-tiba meninggalkannya tanpa memberikan kabar apa pun. Mira berusaha berpikir jernih dan tidak berburuk sangka mengenai kepergian Dimas karena ia yakin pasti ada alasan tertentu mengenai kepergian Dimas yang tanpa informasi apa pun. Setelah hari kelulusan selesai Mira pun berusaha mencari kebenaran mengenai kepergian Dimas. Ia mencoba mencari tempat tinggal Dimas setelah meminta alamat dari teman dekatnya. Akhirnya Mira sampai di rumahnya Dimas namun, yang terjadi adalah ternyata rumah tersebut sudah ditinggali penghuninya yang baru!!! Mira yang terkejut mulai bertanya panjang lebar kepada pemilik rumah baru tersebut. Dan ternyata kenyataan yang ia dapatkan adalah pemiliki rumah sebelumnya sudah pindah ke luar negeri setahun yang lalu jadi, penghuni baru yang sekarang baru menempati rumah tersebut belakangan ini. Setelah mengetahui sebagian dari kenyataan yang sebenarnya mengenai kepergian Dimas, Mira hanya bisa diam saja menahan rasa sakit yang dirasakannya. Mira yang masih sangat menyukai dan memikirkan Dimas merasa dirinya harus melupakan sosok Dimas di hatinya. Karena Dimas yang tiba-tiba menghilang sejak hari dimana mereka berjanji untuk bertemu kembali 10 tahun lagi, tidak memberikan kabar sama sekali kepadanya membuat Mira merasa digantungkan perasaannya. Berbagai masukan dari orang lain membuat Mira berusaha untuk sedikit demi sedikit melupakan Dimas. Walaupun sebenarnya segiat apa pun ia berusaha, rasa sukanya yang besar pada Dimas tidak akan pernah hilang.
Tahun pun silih berganti. Kehidupan Mira berjalan dengan lancar setelah ia diterima di universitas terbaik di Indonesia dan kini Mira akan segera lulus. Mira pun satu kampus dengan Radit walaupun berbeda jurusan tapi mereka masih sering berkomunikasi satu sama lain. Asya kuliah di universitas terbaik di kota Bandung.
Sepuluh tahun kemudian~
Mira sudah tumbuh menjadi wanita dewasa yang anggun dan cerdas. Ia berhasil diterima bekerja di kantor pemerintahan pusat. Radit yang sampai saat ini menyukai Mira pun tetap berusaha untuk bisa berada di dekat Mira yang kini berada dalam satu kantor. Namun, Mira masih belum membuka hatinya lantaran ia masih meyukai Dimas. Walaupun Radit selalu berada disampingnya dan melindunginya, hati Mira masih terpaut pada Dimas. Karena Mira belum mengetahui kebenaran yang sesungguhnya mengenai kepergian Dimas, Mira pun masih tetap menyimpan rasa sukanya terhadap Dimas.
Hari ini cuacanya sangat cerah mengundang orang untuk ingin segera berjalan-jalan keluar. Mira datang ke tempat yang pernah dijanjikannya dengan Dimas untuk bertemu kembali dan sengaja datang di pagi hari. Dan hari ini tepat 10 tahun. Mira sangat menantikan hari ini karena ingin segera bertemu kembali dengan Dimas yang sudah lama tidak pernah bertemu dan ingin segera mengetahui kebenaran apa yang sebenarnya tentang Dimas. Sejak pagi hingga sore hari Mira menunggu tak ada tanda-tanda kedatangan Dimas. Mira yang sedih memutuskan untuk lebih dulu mengeruk gundukan tanah tempat benda yang nantinya ingin diberikan dikuburkan disana. Sambil menahan air matanya karena Dimas benar-benar tidak datang, Mira berusaha dengan cepat menggalinya.
Mira terkejut karena kotak yang dikuburkan hanya tersisa satu dan itu milik Dimas yang nantinya akan diberikan padanya. Mira bingung dan berpikir apakah Dimas sudah pernah kesini sebelumnya. Mira pun melihat sekelilingnya namun, ia tidak melihat siapa pun. Ia pun segera menutup kembali gundukan tanah tersebut dan cepat-cepat membuka kotak milik Dimas. Sebuah surat terlihat ketika Mira membuka kotak itu. Surat yang bertuliskan " To : Mira " membuat Mira ingin segera membaca apa yang ada didalamnya. Dibawah rindangnya pepohonan dan suasana senja yang damai Mira pun mulai membaca surat dari Dimas.
Untuk Mira,
Apa kabar Mira? Aku berharap dirimu dalam keadaan sehat dan selalu semangat seperti yang selama ini aku kenal. Sebelumnya maafkan aku yang tiba-tiba menghilang dan tidak menghubungimu sejak hari itu. Aku juga tidak mengirim pesan kepada Mira, membalas pesan dari Mira, bahkan mengangkat telepon dari Mira. Aku benar-benar minta maaf. Dalam surat ini, aku ingin memberitahumu apa yang sebenarnya terjadi padaku.
Ketika Mira sedang membaca surat ini, aku sudah tidak ada di dunia ini. Maafkan aku tidak memberitahukan hal ini padamu. Sebenarnya aku mengidap penyakit kanker otak akut yang sudah tidak mungkin dapat disembuhkan. Jauh hari sebelum aku bertemu denganmu, aku sangat kaget dan sedih saat mengetahuinya. Aku hanya berharap ada keajaiban datang sehingga aku benar-benar bisa sembuh. Namun, apa daya ternyata kenyataannya tubuhku hanya mampu bertahan sebentar saja. Aku merasa terpuruk saat itu namun, ketika bertemu dengan Mira aku merasa diriku ini harus tetap berjuang dalam kondisi apa pun.
Aku sudah menyukai Mira saat pertama kali masuk sekolah. Aku kagum pada Mira yang pintar. Aku selalu senang saat melihat Mira maju ke depan ketika diumumkan menjadi peringkat 1 di sekolah. Mira, ketika melihatmu yang selalu tersenyum dan semangat membuatku juga ingin melakukan hal sama terhadap hidupku. Mira memberikan aku semangat dan ketulusan untuk selalu menjalani hidup dikala senang maupun susah. Ketika kita pertama kali berbicara saat Mira menyapaku, aku merasakan hal yang sangat membahagiakan. Tapi, aku malah memperlihatkan ekspresi dingin padamu, aku benar-benar minta maaf, aku tidak bermaksud melakukan hal itu padamu. Alasan aku tidak berbicara dengan perempuan adalah karena aku tidak ingin timbul perasaan lain selain perasaan sebagai teman. Pacarku yang sebelumnya memutuskan secara sepihak ketika aku memberitahukan tentang penyakitku. Sejak itu aku tidak ingin mengulang hal yang sama makanya aku hanya berbicara dengan teman-teman cowokku. Tapi, ketika melihatmu tekadku lama-kelamaan luntur. Mira, kamu membuatku jadi tidak berdaya. Kamu adalah wanita yang aku sukai dan selamanya akan seperti itu. Ketika sadar tentang hidupku yang tidak lama lagi, aku memutuskan untuk meninggalkan Mira. Maafkan aku. Aku benar-benar memikirkan hal tersebut karena Mira. Aku tidak mau rasa suka yang Mira berikan padaku menjadi sia-sia karena hidupku yang akan segera berakhir. Maafkan aku sudah membuat Mira terluka selama ini. Aku tidak ingin membuatmu mencemaskan keadaan diriku jika aku memberitahukan penyakitku ini. Aku benar-benar tidak ingin membuat Mira jadi sedih. Maaf, aku tiba-tiba pergi tanpa informasi apa pun. Dengan begitu Mira akan membenciku dan bisa melupakanku.
Sekali lagi, aku benar-benar minta maaf pada Mira karena keegoisanku ini Mira jadi terluka. Aku tidak ingin hidup Mira jadi sia-sia karena penyakitku. Aku berharap Mira bisa bahagia dan mendapatkan orang yang lebih baik dariku dan lebih mencintaimu daripada aku.. Terima kasih sudah membaca suratku. Selamat tinggal Mira. Aku sangat senang bisa mengenalmu. Aku senang Mira mengisi hari-hari terakhirku. Aku sangat senang dan bahagia. Aku menyukai Mira. Tetap semangat Mira!!!
Terima Kasih.
Maret, 2011
Dimas
Air mata tumpah membasahi pipi Mira. Mira tak dapat lagi menahan air matanya yang sudah lama ia tahan selama ini. Perasaannya lega karena perasaan Dimas masih tetap mencintainya. Mira terus menangis sambil memanggil nama Dimas dengan lirih. Perasaan bersalah karena pernah meragukan perasaan Dimas ketika ia meninggalkannya hilang seiring dengan tumpahnya air mata Mira. Dengan terus menggenggam surat milik Dimas, Mira masih meluapkan perasaannya. Setelah membaca surat dari Dimas, Mira akan berusaha tetap tersenyum dan semangat menjalani hari-harinya ke depan demi Dimas. Mira bersyukur kehadiran Dimas memberikan kekuatan dan ketegaran dalam hidupnya. Meskipun hanya sebentar kebersamaannya dengan Dimas, Mira merasakan hari-harinya menjadi bahagia ketika bersamanya.
Aaaah akhirnya selesai juga tulisan gue ini. Rasanya pegel banget berhari-hari nulisnya dan hari ini selesai. Gue berharap kalian membacanya sampai selesai dan berikan komentarnya yaaa. Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Terima Kasih ^^
